Santo Yohanes Paulus II Paus Pemberani dan Pemaaf

22 Oktober 2025 | 02.21 WIB

santo-yohanes-paulus-ii-paus-pemberani-dan-pemaaf

Di sebuah kota kecil bernama Wadowice, di Polandia, lahirlah seorang bayi laki-laki pada 18 Mei 1920. Namanya Karol Józef Wojtyła. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, baik hati, dan sangat menyayangi keluarganya.

Sayangnya, Karol kecil harus kehilangan ibunya saat baru berusia delapan tahun. Kakaknya yang bernama Olga meninggal saat masih bayi, dan kakak laki-lakinya Edmund, yang ia panggil Mundek, adalah satu-satunya teman dekatnya di rumah. Mereka sangat akrab.

 

Penjaga Gawang

Sejak kecil, Karol suka bermain sepak bola. Ia sering menjadi penjaga gawang. Ia juga punya banyak teman dari berbagai agama. Kadang, ia bermain bersama teman-teman Katolik dan Yahudi, bahkan ia mau jadi penjaga gawang cadangan untuk tim Yahudi kalau kekurangan pemain. Karol tidak pernah membeda-bedakan teman.

 

Menguasai Banyak Bahasa

Saat beranjak remaja, Karol pindah ke kota Kraków bersama ayahnya untuk kuliah di Universitas Jagiellonian. Ia suka belajar bahasa dan sastra, juga senang bermain teater dan menulis naskah drama. Karol sangat pintar, bahkan bisa berbicara dalam 12 bahasa!

Namun, masa kuliahnya tidak berjalan lama. Pada tahun 1939, tentara Jerman (Nazi) menyerbu Polandia dan menutup universitas. Semua orang harus bekerja. Karol bekerja keras di tambang batu dan pabrik agar tidak dikirim ke Jerman. Meski lelah, ia tetap berdoa dan berbuat baik.

 

Tuhan Menolong

Saat berusia 20 tahun, Karol kehilangan ayahnya. Ia menjadi seorang diri. Tapi dari kesedihan itu, hatinya mulai merasakan panggilan Tuhan. Ia ingin menjadi romo. Diam-diam, Karol belajar di seminari rahasia, karena saat itu menjadi imam Katolik bisa sangat berbahaya.

Suatu hari, tentara Nazi menangkap ribuan anak muda. Karol bersembunyi di ruang bawah tanah agar selamat. Ia percaya, Tuhan yang menolongnya hari itu.

Setelah perang berakhir, Karol membantu banyak orang, termasuk seorang gadis Yahudi berusia 14 tahun yang hampir pingsan di stasiun. Ia membawanya naik kereta dan menemaninya sampai aman. Karol selalu siap menolong siapa pun.

 

Romo-nya OMK

Tahun 1946, Karol resmi menjadi romo. Ia dikirim ke Roma untuk belajar teologi. Setelah lulus, ia kembali ke Polandia dan bertugas di desa kecil bernama Niegowić. Begitu sampai di sana, hal pertama yang ia lakukan adalah berlutut dan mencium tanah, tanda cintanya pada umat yang akan ia layani.

Karol kemudian mengajar di universitas dan mendampingi kelompok anak muda yang ia sebut Rodzinka (yang berarti “keluarga kecil”). Mereka berdoa, berdiskusi, menolong orang miskin, dan berlibur bersama. Ia dikenal sebagai romo yang dekat dengan kaum muda/orang muda Katolik (OMK).

 

Paus Pertama

Tahun 1958, Karol diangkat menjadi uskup di Kraków. Ia sangat muda saat itu, baru berusia 38 tahun! Sepuluh tahun kemudian, ia menjadi kardinal, dan pada tahun 1978, hal luar biasa terjadi…

Ketika para kardinal berkumpul untuk memilih Paus baru, Karol Wojtyła terpilih! Ia menjadi Paus Yohanes Paulus II, Paus pertama dari Polandia, dan bukan dari Italia setelah lebih dari 400 tahun! Saat itu ia baru 58 tahun.

Ketika diumumkan, ia berkata dengan rendah hati:

“Dengan iman kepada Kristus dan percaya pada Bunda Maria, saya menerima tugas ini.”

 

Mengunjungi Indonesia

Paus Yohanes Paulus II sangat aktif. Ia berkeliling dunia untuk membawa pesan damai dan kasih Tuhan. Ia mengunjungi 129 negara, termasuk Indonesia tahun 1989! Saat Misa di Senayan, beliau berdoa dalam bahasa Indonesia dengan sangat lancar. Banyak orang menangis terharu melihatnya.

Ia juga sering bertemu dengan pemimpin dari berbagai agama, Islam, Yahudi, Buddha, dan lainnya, untuk membangun persaudaraan dan perdamaian. Ia bahkan pernah berdoa di Masjid Agung Damaskus dan Tembok Ratapan di Yerusalem. Ia ingin semua orang hidup dalam damai.

 

Ditembak

Pada tahun 1981, seseorang mencoba menembaknya di lapangan Santo Petrus. Paus hampir meninggal, tapi ia memaafkan orang itu dan bahkan menjenguknya di penjara. Ia berkata:

“Saya sudah memaafkannya. Ia adalah saudaraku.”

Sungguh luar biasa! Ia mengajarkan bahwa cinta lebih kuat dari kebencian.

 

Jangan Takut

Paus Yohanes Paulus II dikenal karena pesan keberaniannya:

“Jangan takut!”

Ia menginspirasi jutaan orang, termasuk kaum muda, untuk berani hidup dalam kasih Tuhan. Berkat semangatnya, Polandia dan banyak negara di Eropa akhirnya terbebas dari kekuasaan komunisme.

Paus Yohanes Paulus II meninggal pada 2 April 2005, jutaan orang di seluruh dunia berdoa untuk Paus pemberani ini. Tahun 2014, Gereja Katolik menyatakan dia sebagai Santo Yohanes Paulus II, seorang Paus yang berani, suci, rendah hati, dan penuh kasih.

 

Pesan Santo Yohanes Paulus II 

“Jangan takut untuk menjadi orang baik.

Jangan takut untuk mengikuti Yesus.

Karena bersama Tuhan, kamu tidak akan pernah sendirian.”

 

Bung Yan

Share on:

TikTokInstagram
back to blogs